Seremuk Ini…

Bapak… Seremuk ini rasanya tidak dapat mendampingimu di hari terakhir kau ada di dunia. Seharusnya saya bisa ikut mensucikanmu, menyolatkanmu, dan mengangkat kerandamu ke pusara.

Apa daya saya hanya bisa tergugu di atas sajadah, menyeka mata yang tak henti basah. Mencoba mengikhlaskan keadaan yang sedang tak berpihak, tak terbayangkan sama sekali, kau pergi saat saya juga tidak dapat keluar dari kamar sendiri.

Sejak semalam tak ada yang memenuhi kepala kecuali engkau. Rasanya ingin berlari dan memelukmu sebelum tanah merah itu menjarah jasadmu.

Bapak…Meski ragaku tak dapat menjangkaumu saat ini. Biarlah doa-doaku menjadi tapak kaki mengantarmu kembali.

Allah.. Bukalah gerbang rahmatMu untuknya, lapangkanlah dan terangilah kuburnya, masukkan ia ke dalam golongan hamba-hambaMu yang bertaqwa.

اَللهُمَّ اغْفِرْلَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَاَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرْدِ وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ اْلاَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ وَاَبْدِلْهُ دَارًاخَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَاَهْلاً خَيْرًا مِنْ اَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَاَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَاَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَفِتْنَتِهِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ